Untuk yang sering main ilustrasi khususnya dalam medium digital, tentunya sering dengar istilah gaya WPAP; gaya ilustrasi yang memiliki ciri khas bentuk garis-garis yang saling bersinggungan seperti aliran kubisme dipadukan dengan warna-warna yang kontras ciri khas dari gaya Pop Art, membuat style ilustrasi ini cepat dikenal dan berkembang di kalangan seniman atau ilustrator. Biasanya WPAP memang sering kita jumpai dalam seni lukis wajah/portrait, karena pada awal mulanya WPAP sengaja dibuat karena keterbatasan penglihatan sang maestro untuk melukis wajah secara realis.
Karirnya dimulai sejak menjadi seorang ilustrator di majalah Hai untuk cerita-cerita fiksi karya Arswendo Atmowiloto dan Hilman Hariwijaya sang penulis cerita Lupus. Wedha Abdul Rasyid seorang seniman grafis dari Pekalongan Jawa Tengah yang lahir pada 10 Maret 1951 adalah sosok dibalik style WPAP tersebut.
![]() |
Sumber : https://www.cintapekalongan.com/penemu-teknik-lukis-wpap-putra-daerah-aseli-pekalongan/wedha-abdul-rasyid-wpap/ |
Wedha's Pop Art Portrait (WPAP) dibuat karena sang ilustrator mengalami penurunan penglihatan pada usianya saat itu (pada tahun 90-an), kesulitan untuk menggambar ilustrasi dengan acuan foto asli terutama menyangkut kesesuaian warna kulit. Pengalaman masa sekolahnya yang menyukai pelajaran ilmu ukur ruang (stereometri) terbiasa mengutak atik masalah titik, garis dan bidang. Akhirnya dia mencoba bereksperimen dengan membayangkan wajah manusia sebagai sekumpulan bidang datar yang terbentuk dari garis2 imajiner seperti pada aliran kubisme yang ditangkap dari sebuah foto dipadukan dengan warna warna yang cerah seperti pada aliran Pop Art. Sebelum dikenal sebagai WPAP wedha menyebut karyanya ini sebagai gaya Foto Marak Berkotak (FMB).
Walaupun karyanya hanya berupa potongan-potongan sederhana, namun karena dipadu dengan warna yang harmonis, karya wedha tetap tampil baik mewakili karakter wajah yang digambarkan. Beberapa proses cara wedha berkarya diantaranya adalah :
- Membuat sket langsung sambil melihat foto yang hendak digambar
- Menggunakan proyektor untuk memproyeksikan pada kanvas atau kertas gambar
- Tracing
Dari ketiga cara diatas, wedha lebih memilih cara ketiga yakni tracing, walaupun ada pergulatan batin, karena sudah belasan tahun wedha berkarir sebagai ilustrator, teknik tracing tidak pernah dilakukannya. Namun apa boleh buat, yang penting tetap berkarya, walaupun menggunakan teknik tracing atau menjiplak dari foto/ gambar asli, wedha tidak serta merta menggunakan tracing 100% pada foto yang dijiplaknya.Pengalaman masa sekolahnya soal ilmu ukur ruang yang masih diingat wedha memiliki peran yang kuat dalam menciptakan style WPAP tersebut.
Wedha Abdul Rasyid; maestro WPAP
Reviewed by SakitMata
on
Maret 15, 2020
Rating:

Tidak ada komentar: